Senin, 08 Maret 2010

TENTANG DESAIN INTERIOR

DASAR DESAIN


Dasar desain adalah pembelajaran mengenai dasar-dasar desain yang diperlukan oleh
mahasiswa semester awal demi menumbuhkan kepekaan estetis dan teknis terhadap desain (nonfungsional).
Kepekaan tersebut diperlukan untuk melanjutkan ke pembelajaran desain lanjutan
(fungsional).
Dalam kurikulum pembelajaran desain secara umum, materi dasar desain terbagi dalam
aplikasi karya 2 dimensi (panjang, lebar) atau bidang datar dan 3 dimensi (panjang, lebar, dan
tinggi) atau bentuk bervolume. Kedua batasan aplikasi tersebut penting untuk dibelajari dan
dikuasai dalam awal pembelajaran desain.
Brainard (1991) mengemukakan bahwa pembelajaran dasar desain yang ideal diharapkan
dapat memberikan pemahaman tentang:
• Introduction to Design
• Elements of Design
• Principles of Design
• Application
Introduction to Design berisi tentang pengertian (definisi) desain dan macam (jenis) desain.
Elements of Design berisi tentang pemahaman unsur desain yang terdiri dari space, shape, value,
line, texture, color, dan lain-lain. Principles of Design berisi pemahaman tentang prinsip desain
yang terdiri dari role of designer, space division and balance, unity, emphasis dan lain-lain.
Sedangkan Application berisi tentang pemahaman aplikasi desain yang terdiri dari problem
solving, design devices dan analysis of designs.
Hal penting lain dalam pembelajaran dasar desain adalah pemahaman tentang tiga
komponen dasar dalam berkarya, yaitu subject, form, dan content yang terkombinasi menuju
kesatuan, seperti yang jelas dalam gambaran bagan 1 (Ocvirk, 2002 : 12-16).
Bagan 1. Kombinasi subject, form,
content untuk menghasilkan kesatuan
organik (Ocvirk, 2002: 12)
Pada dasarnya pembelajaran dasar desain bersifat umum bagi disiplin ilmu yang memuat
karya rupa (arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, desain tekstil,
kriya, dan senirupa). Kemudian masing-masing bidang memberikan penekanan khusus dalam
pembelajaran aplikasinya sesuai tuntutan yang diperlukan. Pemahaman-pemahaman dasar desain
tersebut dapat diaplikasikan dan dievaluasi melalui tugas berupa karya desain (non fungsional)
dan tugas tertulis berupa uraian mengenai apresiasi karya dan analisa secara sederhana.
Pembahasan mengenai dasar desain disini cenderung berorientasi pada pembelajaran dasar
desain yang mengarah, bertujuan dan terstruktur. Hal tersebut didukung oleh bagian dari teori
dasar desain yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pengajar dasar desain berikut berikut:
• Material and Techniques (Anderson, 1961).
• Problem Solving, Design Devices, Analysis of Designs (Brainard, 1991).
• The Problem-Solving Process and Form Generation Model (Wallschlaeger,1992).
• Design Process (Laver, 2002).
Dalam bahasan ini dibatasi pada unsur desain yang umum dibelajarkan pada pembelajar
desain dan karya rupa, serta unsur desain yang spesifik perlu diajarkan pada pembelajar khusus desain interior (meski tidak tertutup kemungkinan bahwa unsur desain spesifik tersebut dapat
diterapkan dalam karya desain dan karya rupa yang lain). Pembahasan unsur desain tersebut juga
tetap berpedoman pada awalan berpikir terhadap kombinasi subject, form, dan content untuk
menghasilkan kesatuan (unity).
UNSUR DESAIN (Umum dan Spesifik)
Unsur desain dibelajarkan secara bertahap mulai dari unsur desain yang paling sederhana
hingga yang paling komplek. Unsur desain terdiri dari unsur-unsur yang dapat tervisualisasikan
dan ada yang tidak tervisualisasikan. Dalam mengawali pemahaman tentang unsur desain,
pembelajar diasumsikan dan berasumsi sebagai awam yang mempelajari unsur desain paling
sederhana yaitu titik (dot atau point). Pengenalan unsur desain tersebut mencakup definisi,
karakteristik, dan visualisasi. Baru kemudian secara bertahap pembelajar diperkenalkan dengan
unsur-unsur lain yang semakin komplek (visible hingga yang unvisible, dan unsur yang
influence) dengan cakupan pengenalan yang sama pada tiap unsur.
Unsur dasar (basic) yang umum dibelajarkan diantaranya adalah : titik (dot, point), noktah
(spot), garis (line), bidang (shape), raut (plane), bentuk (form), ruang (space). Unsur yang
berpengaruh (influence) terhadap unsur dasar diantaranya adalah jumlah (number), tekstur
(texture), warna (colour), letak (position), ukuran (size), ilusi (illusion), jarak (distance), arah
(direction), selang (interval), waktu (time), orientasi (orientation) dan lain-lain. Sedangkan unsur
desain lain yang spesifik perlu dibelajarkan kepada pembelajar desain interior diantaranya adalah
: cahaya (light), suara (sound), gerak (motion), aroma, dan lain-lain. Unsur desain spesifik
tersebut perlu dibelajarkan karena unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil
penciptaan atmosfer ruang. Penciptaan atmosfer ruang adalah tujuan makro dari pembelajaran
desain interior. Karakteristik tujuan ini yang membedakan dengan pembelajaran desain dan
karya rupa yang lain.
Pada dasarnya unsur desain terdiri dari unsur-unsur yang dapat diolah dengan
menggunakan prinsip-prinsip desain sehingga menghasilkan satu kesatuan sistem yang harmoni.
Unsur apa saja yang akan disertakan dalam olahan prinsip-prinsip desain disesuaikan dengan
tujuan atau target dari sebuah karya desain yang tersistem. Jika target karya desain adalah
kesatuan harmoni secara visual, maka unsur-unsur yang visible akan dominan digunakan (contoh
praktis pada karya desain 2 dimensi). Jika target karya desain adalah kesatuan harmoni secara visual dan teraba, maka unsur-unsur yang visible dan touchable akan dominan digunakan (contoh
praktis pada karya desain 3 dimensi). Jika target karya desain adalah kesatuan harmoni secara
visual, teraba, tercium, terdengar, dan terasa, maka unsur-unsur yang dapat dilihat, dapat teraba,
dapat tercium, dapat terdengar, dan dapat terasa akan digunakan (contoh praktis pada karya
desain 3 dimensi komplek, dan desain interior).
Unsur-unsur desain yang spesifik seperti cahaya (light), suara (sound), gerak (motion), dan
aroma menjadi unsur-unsur yang sangat berpengaruh dalam penciptaan atmosfer ruang setelah
unsur dasar (basic) diterapkan dalam pembentukan ruang secara fisik. Karakteristik masingmasing
unsur spesifik tersebut serta kontribusinya terhadap penciptaan atmosfer ruang akan
diuraikan dalam pembahasan ini.
UNSUR DESAIN: CAHAYA (LIGHT)
Cahaya memegang peranan penting dalam mewujudkan atmosfer ruang dalam.
Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan karakter ruang yang direncanakan akan dapat
memaksimalkan aktivitas dan produktivitas yang dilakukan dalam ruang tersebut. Copestick
(1995) mengemukakan bahwa tata lampu (cahaya) bias menambah atau mengurangi keindahan
interior. Tata lampu bias menonjolkan atau menutupi kelebihan suatu ruangan, menentukan
warna dan bentuknya, meningkatkan ukuran ruangan dan membantu menciptakan suasana latar
belakang.
Sistem pencahayaan yang perlu dipelajari adalah sistem pencahayaan alami dan buatan.
Keduanya berperan cukup besar dalam menciptakan suasana ruang dalam, sehingga harus
diperhatikan masing-masing karakternya. Lampu sebagai salah satu sumber cahaya buatan tidak
hanya sekedar berfungsi sebagai penerang ruang, tatapi juga harus disesuaikan dengan efek
cahaya terhadap kebutuhan ruangnya.
Dalam pembelajaran dasar desain interior, cahaya dapat diperkenalkan dalam penyusunan
komposisi karya sebagai aksen yang dapat direkayasa dan disesuaikan menuju harmonisasi yang
diharapkan. Permainan cahaya dalam penyusunan karya dasar desain akan merangsang
kepekaan pembelajar terhadap efek-efe cahaya terhadap komposisi dan bentukan yang telah ada.
Perbedaan antara komposisi karya yang tanpa pencahayaan dan dengan pencahayaan dapat diapresiasi dan dievaluasi serta dijadikan bahan diskusi dalam kelompok UNSUR DESAIN: SUARA (SOUND)
Herrington (1996) mengemukakan bahwa pilihan musik dapat mempengaruhi perilaku,
bahkan ketika para pengguna ruang tidak menyadarinya. Hal tersebut dikemukakan dalam studi
kasus dan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek musik terhadap perilaku konsumen
dalam ruang toko.
Selain itu unsur desain suara memang berpengaruh besar terhadap atmosfer sebuah ruang.
Seperti misal hal sederhana yang sudah biasa diterapkan namun tidak disadari adalah penciptaan
suara air gemericik di taman (baik luar maupun dalam ruang) yang dapat berpengaruh terhadap
kesejukan dan ketenangan. Demikian juga efek suara yang tidak diinginkan seperti tetes air pada
kran rusak yang seringkali membuat seseorang yang sedang terganggu ketenangan pikirnya akan
semakin menjadi tertekan.
Hal-hal tersebut di atas adalah efek suara pada aplikasi ruang nyata dan fungsional.
Sedangkan pada pembelajaran dasar desain interior yang nantinya juga akan menuju ke hal
aplikatif tersebut memerlukan materi pembelajaran yang merangsang pembelajar untuk menjadi
peka terhadap efek suara. Pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui penerapan unsur desain
suara ke dalam karya desain sederhana berkomposisi dengan unsur-unsur desain yang lain
menuju kesatuan harmoni.
UNSUR DESAIN: GERAK (MOTION)
Unsur desain gerak juga dapat mempengaruhi atmosfer ruang melalui gerakan-gerakan dari
unsur-unsur desain yang ada maupun unsur desain spesifik (cahaya). Gerakan menghasilkan
suasana yang dinamis. Gerakan juga dapat menghasilkan ritme. Gerakan yang dimaksud bukan
hanya berupa perubahan posisi, karena posisi yang statis juga bagian dari gerakan diam. Gerakan
kinetik juga merupakan contoh gerakan yang menarik untuk diterapkan dalam ruang.
Tempo gerakan dalam ruang juga dapat difungsikan sebagai penanda atau batas aktivitas
tertentu. Tempo gerakan ini dapat mempengaruhi cepat lambat aktivitas. Seperti misal ruang
disco yang mengolah gerakan pengunjung dengan menggunakan cahaya bergerak. Pada setting
lain, gerakan berulang maupun berjalan berubah dapat mempengaruhi pandangan mata sehingga
akan menuntun pada pengaturan suasana hati dan pikiran.
Gerakan yang diterapkan dalam penciptaan atmosfer ruang akan menjadi maksimal sesuai
tujuan jika disatukan harmoni dengan pilihan suara (musik) yang sesuai. Gabungan keduanya kan memperkuat karakter ruang yang diharapkan.
UNSUR DESAIN: AROMA
Mitchell (1995) mengemukakan bahwa tipe berbeda dari aroma secara signifikan
mempengaruhi perilaku pengguna ruang. Dalam penelitiannya yang mengamati perilaku
konsumen dalam toko, Mitchell menyatakan bahwa aroma bisa mempengaruhi tingkat
penjualan, yang didahului dengan waktu pemrosesan, berbagai perilaku mencari, dan waktu yang
dinikmati dalam toko.
Seperti halnya aroma terapi yang sedang banyak digemari sebagai pelengkap meditasi,
perawatan tubuh, dan lain-lain adalah aroma-aroma yang dapat mempengaruhi perasaan dan
menenangkan pikiran sehingga tujuan relaksasi dapat tercapai maksimal. Contoh lain berkaitan
dengan aroma yang mempengaruhi perilaku manusia yang beraktivitas adalah aroma masakan
yang nikmat dan wangi sehingga mengundang selera makan (di restoran).
Aroma sebagai unsur desain spesifik yang mempunyai pengaruh besar terhadap penciptaan
atmosfer ruang juga harus diperhatikan kesesuaiannya dengan tujuan ruang dan aktivitas pemakai
ruang. Jika aroma tidak sesuai dengan tujuan ruang dan aktivitas pemakai ruang maka
produktivitas aktivitas pemakai ruang akan berkurang atau bahkan mungkin akan meninggalkan
ruang karena ketidaknyamanan.
Aroma akan semakin berpengaruh secara maksimal jika didukung dengan kesatuan
harmonis dengan pemilihan suara (musik) yang sesuai pula. Kesatuan harmonis keduanya akan
menghasilkan ciptaan atmosfer yang maksimal melengkapi kesatuan harmonis unsur desain
basic yang lain.
TERAPAN UNSUR DESAIN DALAM PENCIPTAAN ATMOSFER RUANG
Pada bahasan ini dikemukakan contoh-contoh karya dasar desain 3 dimensi yang
menerapkan unsur-unsur desain mulai dari yang sederhana hingga yang komplek. Contoh yang
dikemukakan disini adalah contoh karya dasar desain hasil pembelajaran di Jurusan Desain
Interior Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra (2000-2004) yang telah dicobakan
untuk pembelajaran yang mengarah, bertujuan, dan terstruktur konkrit pada karakteristik desain
interior.
Terapan Unsur Garis dan Ruang
Terapan unsur garis dan ruang di sini adalah upaya penyusunan unsur desain garis
menggunakan media bebas dalam ruang yang terbatas imajiner dan terkomposisi menuju kesatuan harmoni.

Program studi Desain Interior adalah salah satu bidang studi keilmuan yang diasarkan pada ilmu desain. Bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik.

Menurut wikipedia.com, pengertian interior design adalah a multi-faceted profession in which creative and technical solutions are applied within a structure to achieve a built interior environment. These solutions are functional, enhance the quality of life and culture of the occupants, and are aesthetically attractive. Designs are created in response to and coordinated with code and regulatory requirements, and encourage the principles of environmental sustainability.

yang dimaksud disini adalah interior design merupakan sebuah profesi di bidang kreatif dengan solusi solusi teknis yang diterapkan kedalam struktur yang dibangun, untuk mencapai lingkungan interiornya. solusi ini fungsional, diantaranya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan budaya penghuninya serta memunculkan kesan estetik dalam rumah yang menarik. desain diciptakan untuk merespon terhadap adanya peraturan yang ditentukan yaitu untuk mendorong prinsip2 kelestarian lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar